BULUH PERINDU ASMARA SUKMA
Solusi asmara anda yang kandas,pacar di ambil orang,cinta bertepuk sebelah tangan, dan semua yang berhubungan dengan asmara ..
Bulu Perindu Asli Kalimantan
khasiatnya antara lain..
pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh, cocok untuk pria dan wanita dan mudah di bawa-bawa,cukup di letakkan di saku dompet,dan kopiah atau ikat pinggang,
dan sepasang bulu perindu akan di kirim lengkap bersama tata cara penggunaannya dan cara penyimpanannya.
mahar : Rp.300.000
Bulu Perindu dalam kemasan plastik
petunjuk dan tata cara pemakaian akan di kirimkan lengkap bersama paket
Bulu perindu.
Cara penggunaan bulu perindu tanpa minyak :
1.untuk memikat cewek cukup baca mantranya pada tengah malam sambil membayangkan wanita/pria yang di tuju.
2.Bulu Perindu direndam sebentar saja dalam segelas air, lalu air nya di minum kan ke istri/suami, pacar atau orang lain yang sengaja akan anda lunakkan atau dibuat simpati hatinya.
insyallah akan nurut, marah jadi senang, benci jadi rindu.
3. Bulu Perindu di rendam sebentar dalam bak/ember sekitar 1 menit, lalu airnya disiram atau dipercik kan disekitar tempat usaha (spanduk, toples, meja, kursi, pintu, kaca , jendela, pagar toko dll agar laris.
bisa juga diletak kan dalam Hand phone (dibelakang batere) agar bisnis lewat HP lancar, dan siapa saja yang mendengar suara atau membaca sms dari HP anda secara bawah sadar akan terpengaruh kagum dan terpesona.
petunjuk lengkapnya akan kami berikan setelah anda memesan produk kami
Tentang bulu perindu :
Bulu Perindu berbentuk seperti bulu yang agak keras/kaku berasal dari sarang burung elang yang berada di atas pohon - pohon yang paling tinggi di pedalaman pulau kalimantan.
Di tempat aslinya Bulu Perindu ini berfungsi untuk menjaga anak - anak burung elang supaya betah/kerasan tinggal di sarangnya sehingga terhindar dari bahaya jatuh dari atas pohon tinggi tempat sarangnya.
Ciri - ciri keaslian :
Jika di tetesi / dibasahi air dan di letakkan di atas lantai atau sehelai kertas, maka secara menakjub kan Bulu Perindu tersebut akan menggeliat - geliat laksana seekor cacing.
Sepasang Bulu Perindu jika di dekatkan / dipertemukan ujung - ujungnya, secara ajaib akan berangsur - angsur saling menjauh.
Sekedar informasi kami telah megirimkan bulu perindu sampai ke luar negeri,
dan semua produk bebas ongkos kirim kecuali ke luar negeri kena tambahan biaya 150.000,-
Alkisah seekor induk burung Rajawali/Elang, membuat sarang diatas pohon yg sangat tinggi sekali di Gunung Bondang. Ianya sedang mau beranak, dan tak ingin jika sudah melahirkan kelak, anak2nya pada jatuh dan pergi sebelum masanya dia menjadi besar dan kuat. untuk itulah sang induk Rajawali/Elang perlu satu bentuk "pegangan".
Maka mulailah ia mencari-cari, terbang berputar kesana kemari menyusuri sungai, dengan pandangan matanya yg fokus layaknya memiliki Infra Red. Tampaklah akhirnya dari ketinggian, sebentuk kecil tetumbuhan layaknya cacing. Nampak jelas tetumbuhan itu ada diatas air sungai, dan anehnya malah seolah hidup berenang melawan arus sungai yg deras.
Segera sang induk menukik tajam kebawah dan menangkapnya dengan paruhnya. Kemudian dibawa terbang dan diletakkan di sarangnya.
tenangnya. karena ia sangat meyakini, anak2nya akan terjaga dari pengaruh gaib si Bulu Perindu yg ada pada sarangnya tersebut.
Yg dengan bulu perindu itu, anak2nya pada betah dan tidak nakal untuk meloncat kesana kemari, sangat betah betah banget tinggal di sarangnya.
dengan mengunakan jasa JNE, TIKI DAN POS INDONSIA.
paket akan tiba dalam 3 hari kerja dan paling lambat 7 hari kerja.
Jangan tunggu sampai pacar anda lari diambil orang !!!
Harap juga di pahami tidak semua yang memakai bulu perindu ini berhasil, kita hanya berusaha semampu yang kita perbuat dan semuanya tentulah kembali kepada Allah SWT yang mengabulkan semua keinginan dan tugas kita adalah berikhtiar sesuai dengan kemampuan kita.
Rabu, 08 Desember 2010
Ayahku Ternyata Siluman Babi
Tak ada siapa-siapa dalam kamarku. Yang ada hanya seekor babi yang perutnya terburai. Dan, dia adalah ayahku......
Setelah menekuni studi selama enam tahun, hari itu aku pulang ke desa kelahiranku. Sepanjang perjalanan dari Bandung, hatiku dibuai perasaan gembira dan bahagia yang tiada taranya. Betapa tidak, aku kembali dengan mempersembahkan gelar kesarjanaan, jelasnya Insinyur Pertambangan. Alangkah senang dan bahagianya hati ayah, karena segala jerih payahnya tidak sia-sia, begitu benakku. Anak yang dibanggakannya di ka¬langan keluarga dan teman sejawat, telah memperoleh kemenangan dalam stu¬dinya.
Namun, alangkah terkejutnya aku, ketika lepas maghrib tiba di rumah. Nampak banyak sosok-sosok tak jelas diantara warga desa yang memegang tombak, parang, arit, dan tali penjerat. Hatiku berdetak tidak karuan. Ada apa sebenarnya? Demikian pikirku. Beberapa belas meter di depan rumah, langkahku terhenti ketika terdengar suara raung¬an nyaring yang menyayat hati. Setelah kudengar dengan seksama, dapat dipastikan bahwa yang menangis itu adalah ibuku sendiri.
Apa yang telah terjadi, pikiranku semakin cemas. Apakah ibu menangis karena kematian ayah? Aku segera menghambur masuk ke dalam rumah. Tapi dipintu, ibuku sudah menyambutku, memelukku erat sekali sambil menangis meraung-raung. Kubiarkan dulu ibu me¬nangis, agar beban yang menghimpit dadanya bisa sedikit berkurang.
“Mana ayah, bu?” Tanyaku kemudian setelah ibu menghapus air matanya.
“Karena ayahmulah, makanya ibu menangis tadi, An,” sahut ibu.
“Lantas, sebenarnya apa yang terjadi atas diri ayah, Bu?” Desakku semakin penasaran.
Tapi ibu terdiam, kemudian menundukkan kepala. Beberapa sesepuh desa yang kukenal, seperti Mbah Kardi, Mbah Sudirun, Mbah Karta dan lain-lain, termasuk Kepala Desa pak Soleh, juga terdiam diri dan hanya memandangiku. Kelihatannya mereka se¬perti bingung, tidak tahu apa yang harus diperbuat.
Ketika kutanyakan lagi di mana ayah, ibuku berpaling ke arah kamar. Kamar dalam rumah kami, hanya ada dua. Yang dekat dapur, itu adalah kamar ayah dan ibu. Sementara kamar yang satu lagi, dulu adalah kamarku.
Aku segera berlari menuju ke kamar ayah. Tapi ternyata kosong. Lalu aku keluar dan masuk ke kamar sebelahnya, bekas kamarku. Dalam kamar itu sudah tidak ada lagi ranjangku dan lemari pakaian. Dan di sudut kamar yang sudah kosong itu, kulihat seekor babi agak menyandar ke dinding. Perutnya luka, dan darah masih terus menetes. Yang mengherankan, pada sudut matanya tampak ada butiran-butiran air yang jernih.
Aku terbodoh-bodoh menyaksikan binatang tersebut. Kemudian aku membalikkan tubuh, berjalan dengan tergesa untuk menemui para sesepuh desa yang duduk diatas tikar seperti laiknya orang yang akan kenduri.
“Mana ayahku?” Tanyaku setiba di hadapan mereka.
“Apakah tak kau temukan di dalam kamar tadi?” Ujar pak Soleh.
Aku menatap kepala desa dengan perasaan diliputi keheranan.
“Tak ada siapa-siapa di dalam kamar,” kataku memastikan. ”Yang ada hanya seekor babi.”
“Dialah ayahmu, Andi,” ujar Mbah Kardi.
Mendengar keterangan itu kontan aku melongo, dan mata terbeliak. “Apa? Ayahku babi?” Tanyaku perlahan.
“Begitulah kenyataannya, An,” ujar kepala desa. “Kebetulan sekali malam ini kau pulang. Bertepatan dengan kejadian yang telah menggegerkan desa kita.”
“Jadi, ayahku babi?” Ulangku bagaikan tak yakin.
“Ya, ayahmu ternyata siluman babi, dan dia tidak berdaya sekarang. Dia terluka.”
“Ditombok?” Tanyaku.
“Kami tidak menyangka, bahwa babi yang menyusup ke desa kita adalah babi siluman, An. Kami memburunya, mengepung untuk mengusirnya. Tapi binatang itu melawan. Karena itu tidak ada pilihan lain, kecuali menombaknya. Dan kami terkejut sekali setika menyaksikan babi itu tidak lari kemana-mana, melainkan ke dalam rumah kalian. Aneh, bukan? Nah, dari keterangan Mbah Kardi, barulah kami tahu bahwa babi itu adalah ayahmu.”
Aku masih penasaran, namun kenyataan itu tidak dapat dibantah lagi.
“Kami sekarang sedang menunggu pemulihan jasad ayahmu, Andi,” imbuh kepala desa. “Kalau memang benar ayahmu siluman babi atau pemilik ilmu pesugihan babi ngepet, tentu dia akan berubah ujud kembali sebagai manusia menjelang kematiannya.”
Tiba-tiba terdengar lagi pekik ibuku, memanggil-manggil nama suaminya atau ayahku, dari dalam kamar. Bersamaan dengan itu kami menyerbu ke dalam kamar. Kemudian kami semua terdiam diri, memperhatikan dengan seksama apa yang bakal terjadi. Sementara itu ayahku, Subadi, tetap tak beranjak dari posisinya semula, seperti saat pertama kulihat tadi.
Keadaan terasa semakin mencekam ketika Mbah Kardi keluar dan masuk lagi sambil membawa pedupaan yang baranya dari tempurung kelapa. Dupa itu diletakkannya tepat di tengah-tengah pintu kamar. Kami segera menyingkir agak ke tepi, merapat ke dinding kamar.
Ketika kemenyan terbakar dan asapnya menyeruak memenuhi kamar, kami men¬dengar suara tangisan ayahku yang sangat menyayat hati. Mbah Kardi lalu meminta segelas air putih yang ke dalamnya sudah dimasukkan daun waru dan reramuan lainnya. Ibuku segera membawakannya, kemudian diletakkan di depan pedupaan. Sementara Mbah Kardi masih terus ber¬komat-kamit sambil memejamkan mata.
“Nasibmu telah ditentukan, Badi. Nasib yang kau pilih sendiri,” ujar Mbah Kardi kemudian seperti berkata pada diri sendiri. Tak lama, kelihatanlah perubahan sosok tubuh babi itu menjadi Subadi, ayahku. Namun luka di perutnya tidak hilang. Luka itu sangat parah, telah merobek perut dan memutuskan usus.
“Apa tak bisa lukanya disembuhkan, Mbah?” Tanya ibu.
Mbah Kardi menggeleng. “Suamimu malah sudah tidak bisa bicara lagi, Inah,” katanya kemudian.
“Kini apa yang harus kita lakukan?” Tanya ibu lagi.
Mbah Kardi mengangkat pundak. Lalu katanya, “tidak ada yang dapat kita lakukan lagi untuknya.”
Mendengar itu ibuku menangis lagi meraung-raung. “Mas Badi, lihatlah anakmu Andi sudah pulang,” teriaknya.
Ayah menatapku dengan pandangan sayu sekali. Bibirnya bergerak-gerak seperti mengatakan sesuatu. Tapi suaranya tidak pernah kedengaran lagi.
“Aku Andi, ayah,” kataku mempertontonkan diri.
“Aku telah lulus, Ayah. Aku telah jadi sarjana, seperti yang Ayah inginkan.”
Aku ingin ayahku gembira menyambut keberhasilanku. Tapi ia tak dapat mengatakan apapun lagi, selain mengangguk-angguk dengan mulut terkatup rapat.
Tak lama setelah ibu menjerit, ayah menutup mata untuk selama-lamanya. Perasaan malu bahwa ayahku babi siluman, kubuang jauh-jauh ketika aku ingin menyempurnakan penguburannya. Kebetulan, tak ada pula orang-orang desa kami, para sahabat dan handai tolan yang menyindirku. Mereka semuanya menyatakan ikut berduka cita dengan kematian ayah, biarpun ayahku ternyata babi ngepet.
Sesudah selamatan hari ke tujuh, aku mendatangi Mbah Kardi dan kepala desa. Aku meminta maaf atas kejadian yang telah menimpa ayahku. Selain itu, kepada mereka aku mohon doa restu, karena beberapa hari lagi akan pergi untuk memenuhi panggilan tugas di luar Jawa.
(Kisah mistis ini seperti yang dituturkan Andi, nama samaran)
Dendam Kesumat Mantan Kekasih
Peristiwa magis ini berawal saat aku dan isteriku masih ngontrak di sebuah rumah di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta. Ketika peristiwa ini terjadi, isteriku tengah hamil tua. Sebelumnya aku menganggap kejadian gaib yang dialami isteriku ini wajar-wajar saja dikarenakan kehamilannya. Tentu sudah sering aku mendengar dari kawan-kawan perihal isteri-isteri mereka yang juga sering melihat hal-hal gaib saat sedang mengandung. Namun apa yang dialami oleh kami saat itu melewati batas kewajaran yang bisa diterima.
Suatu pagi yang cerah, mentari terlihat menyilaukan dari balik jendela kamar kontrakan kami. Seperti biasanya, setiap hari kalau bangun tidur isteriku langsug beranjak ke kamar mandi karena dia harus segera ke kantor yang lokasinya tak jauh dari rumah kontrakan kami. Sementara aku masih bermalas-malasan di tempat tidur menunggu giliran. Biasalah, perempuan memang selalu lama jika mandi, entah berapa kali ia menggosok tubuhnya dengan sabun, pikirku.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh teriakkan histeris isteriku dari kamar mandi yang membuatku setengah melompat turun dan berlari menuju kamar mandi tempat isteriku berteriak-teriak. Tiba di situ aku mendapati isteriku yang pucat pasi seperti telah melihat sesuatu yang benar-benar membuatnya sangat ketakutan. Mulutnya melongo dengan mata membelalak tak berkedip.
Aku segera memeluk dan berusaha menenangkannya. Setelah beberapa saat lamanya isteriku tenang oleh segelas air putih, dia menceritakan apa yang baru dialaminya. Ternyata dia melihat seekor ular besar di dekat bak mandi dimana ular tersebut sangat aneh bentuknya. Ular besar itu hanya terlihat setengah badan sedangkan buntutnya berupa asap yang sangat tebal.
Kemudian ular besar itu semakin mendekati isteriku seakan hendak menyerangnnya. Tentu saja isteriku berteriak dengan histeris. Diantara teriakkan histerisnya, dia mengucapkan “Allahhu Akbar” berulangkali dalam hatinya (maklum isteriku belum lama menjadi mualaf hingga dia belum begitu hafal ayat-ayat atau doa-doa. Jangankan doa, saat ruku pada saat sholat saja dia sering tersandung karena belum terbiasa).
Allah Maha Penyayang umat-Nya, tiba-tiba sebuah sinar putih tampak menghantam ular itu sebelum sempat melukai isteriku. Entah dari mana datangnya, sinar putih itu tiba-tiba saja menyambar badan ular yang tengah menjulur mendekati isteriku. Ular itu menghilang bersamaan dengan hilangnya sinar putih tersebut dari pandangannya. Semua kejadian itu berlangsung dalam sekejap seperti sebuah film pendek di televisi.
Dalam hatiku terucap terima kasih untuk sinar misterius yang telah menyelamatkan isteri dan jabang bayiku walau setelah dia menceritakan kejadian itu aku mendapatkan sarapan omelan yang cukup panjang dari isteriku. Menurutnya aku terlalu lambat bergerak dan hampir saja ular siluman itu merenggut nyawanya. “Mas gimana sih, aku mau ada yang mencelakai bukannya cepat-cepat,” katanya menggerutu.
Yah, nggak apa-apalah semua omelan itu aku terima dengan pasrah asalkan isteri dan jabang bayi selamat. Lagipula bukan baru sekali ini dia memarahiku, maklumlah namanya juga lagi hamil jadi emosinya gampang naik.
Kisah misterius ini bukan hanya terjadi sekali saja, namun terjadi pula peristiwa yang lebih menghebohkan lagi dan lebih menegangkan. Peristiwa kedua ini terjadi pada malam berikutnya dikala aku mengantarkan salah satu rekanku yang baru saja berkunjung ke rumah kami menuju ujung jalan. Isteriku kembali diganggu makhluk halus.
Makhluk itu begitu menyeramkan. Perawakannya tidak jauh berbeda dengan manusia umumnya. Telinganya lancip seperti kurcaci, kepalanya polos tanpa satu helai rambut pun. Begitu juga di seluruh tubuhnya yang hanya terbungkus sehelai celana yang mirip celana dalam. Matanya merah menyala dengan sorotnya yang tajam menusuk ulu hati.
Melihat pemandangan seperti itu, spontan saja isteriku lemas. Kaki dan tangannya seperti tak bertulang. Ia tak sanggup menggerakan badannya. Tapi matanya mampu melihat dengan seksama wujud apa yang ada di hadapannya. Untung saja ia tidak pingsan dan dia teringat pesanku kalau melihat hal-hal aneh yang berbau mistis, segera istighfar dan memohon perlindungan dari Allah SWT.
Sinar putih misterius itu kembali muncul, sama seperti sebelumnya, saat isteriku hampir dicelakai oleh ular siluman di kamar mandi. Uniknya, sinar putih misterius ini membentuk wujud menjadi jin muslim yang dahulu pernah mendampingi salah satu leluhurku yang sampai sekarang masih sering aku kirimi doa.
Jin muslim itu dikenal dengan nama Guru Sakti yang berasal dari Baghdad. Beliau telah berusia ribuan tahun dimana aku sendiri kurang begitu tahu berapa usia tepatnya. Yang aku tahu pasti kalau jin tersebut ada lah peliharaan salah satu leluhurku yang kemudian terus menjaga keluarga kami secara turun-temurun.
“Assalammu’alaikum...” sapa jin tersebut tetap dengan keramahan dan wibawanya.
“Wa’alaikum salam...” jawab isteriku masih dengan gemetaran menatap makhluk aneh itu.
Kemudian tanpa basa-basi, Guru Sakti segera menyerang makhluk yang hendak mencelakai isteriku itu. Cukup dengan satu hantaman, makhluk menyeramkan itu raib dari pandangan, sama seperti ular siluman sebelumnya. Isteriku hanya mampu memandang takjub fenomena gaib di hadapannya tanpa mampu berkedip. Setelah itu, Guru Sakti berpamitan pada isteriku sebelum ikut menghilang begitu saja seperti makhluk menyeramkan itu.
Tak lama kemudian aku pun kembali dari mengantarkan rekanku itu dan tentu saja para pembaca setia Misteri dapat menebak kejadian selanjutnya yang menimpaku. Bukan aku melihat siluman yang menyeramkan, melainkan muka seram itu adalah isteriku yang langsung membombardirku seperti senapan mesin yang tak habis-habisnya.
Begitulah nasibku yang selalu saja terlambat dan menjadi umpan kemarahan isteri. Dia memarahiku karena menurutnya aku lebih memperhatikan temanku daripada dirinya yang hampir saja celaka. Akhirnya dengan masih ngomel, dia kelelahan dan tertidur. Waktu menunjukkan pukul 00.30 WIB, segera aku melaksanakan sholat hajat 2 raka’at guna meminta petunjuk dari Allah SWT apa yang sebenarnya terjadi pada isteriku.
Adalah suatu keanehan jika 2 hari berturut-turut isteriku hampir dicelakai dua makhluk aneh. Aku curiga kalau makhluk-makhluk ini merupakan kiriman dari seseorang yang mungkin tidak menyukai kami. Setelah sholat, aku pun mengamalkan doa-doa khusus dengan harapan semoga aku diberi petunjuk oleh Yang Maha Kuasa yang tiada lain Allah SWT.
Dikarenakan kantuk yang mendalam, aku tertidur tanpa aku sadari. Alhamdulillah saat tertidur itu aku mendapatkan petunjuk mengenai peristiwa yang menimpa isteriku. Didalam mimpiku, aku ditemui kakekku yang berada di kampung. Beliau datang dengan mengenakan jubah dan sorban putih serta didampingi oleh seseorang yang tidak begitu jelas.
Dalam mimpi itu, kakekku berucap bahwa ada seseorang yang sakit hati karena isteriku dahulu memilih menikah denganku dan bukan dengan dirinya, sedangkan dia sangat mencintai isteriku. Seperti pepatah orang tua dahulu yaitu “Batas kebencian dan cinta sangatlah tipis, setipis kulit ari”, jadi itulah yang tejadi. Rasa cinta yang mendalam menjadi sebuah dendam. Namun karena kekuatan doa-doa yang biasa aku amalkan, orang yang bermaksud mencelakai aku tidak mampu mendekatiku dan akhirnya dia marah dan menyerang isteriku.
Mendengar hal tersebut, aku menjadi sangat geram. Menurutku lelaki itu sangat pengecut karena tidak berani berhadapan langsung dengan aku malah melalui alam gaib. Awalnya aku hendak membalas semua perbuatannya, namun kakekku mengingatkan aku untuk lebih mendekatkan diri saja kepada Allah SWT, karena mantan kekasih isteriku akan kembali mencelakai kami dengan serangan lainnya yang lebih kuat. Sekarang dia telah bersekutu dengan iblis yang membantunya mencelakai kami. Sebelum berpamitan, kakekku berpesan agar aku jangan sampai meninggalkan satu sholat pun.
Aku terbangun oleh suara adzan yang semakin jelas di telingaku dan aku mencium aroma wewangian yang akrab sekali di penciumanku. Ini adalah wewangian yang biasa dipakai oleh kakkeku saat hendak menjalankan sholat Jum’at. Allahu Akbar... Aku segera menunaikan sholat Subuh.
Usai menunaikan shalat, aku mengambil sebilah keris pusaka peninggalan leluhurku. Aku bermaksud ingin menusuk siapa saja yang hendak kembali mencelakai isteriku. Tekadku bulat, aku harus menyelamatkan isteri dan jabang bayiku. Apapun yang akan mencelakai keluargaku aku tak akan gentar menghadapinya. Namun setelah beberapa lama kutunggu, tidak ada sa¬tu pun makhluk yang muncul mendekati.
Hari ini aku pulang dari kantor lebih cepat dari isteriku yang sering lembur karena bos-nya yang orang asing sungguh tidak memperdulikan apakah karyawannya hamil atau tidak, tetap saja diharuskan kerja lembur. Terkadang aku kasihan juga dengan isteriku. Saat aku menutup pintu, tiba-tiba dadaku berdegup kencang sekali dan timbul rasa gelisah yang tiba-tiba menyelimuti hatiku.
Dadaku panas seperti terbakar api. Pakaian yang aku kenakan basah oleh keringat yang mengucur dengan derasanya. Aku segera mengucapkan Asma Allah dan Alhamdulillah kondisi tubuhku kembali normal. Aku membaca doa untuk membuka tabir alam gaib dan benar seperti dugaanku karena di hadapanku ada ratusan makhluk-makhluk yang sangat menyeramkan dan siap menyerangku.
Tanpa berpikir panjang, aku segera merapal ilmu Si Gentar Alam, sebuah ilmu yang sangat legendaris. Ilmu dari Bumi Sriwijaya ini diturunkan oleh pamanku beberapa tahun lalu.
......... gagahku diturunkan Amir Hamzah, kuatku diturunkan Baginda Ali, bergetar sekalian musuhku, bergemuruh bumi dan langitku bila ku kehendaki, dengan seizin-Mu ya Allah ya Robbi ya Tuhanku Hak kata Allah......
Dengan penuh kepasrahan dan keyakinan aku berserah diri kepada Allah SWT. Aku menghentakan kakiku ke bumi sebanyak tiga kali ke tanah dan tiba-tiba dari tubuhku keluar cahaya putih yang sangat menyilaukan menghantam satu persatu makhluk menyeramkan itu yang hendak menyerangku.
Dikarenakan terlalu silau, aku tak dapat melihat kejadian di sekelilingku, hanya suara rintihan dan teriakan kesakitan serta dentuman keras. Setelah semuanya mereda, pandanganku kembali ke alam nyata. Kemudian aku ucapkan puji syukur atas pertolongan Allah SWT karena berkat izin-Nya lah aku dapat mengalahkan makhluk-makhluk menyeramkan itu.
Usai semua kejadian itu, aku terduduk di kasur sambil menghisap sebatang rokok untuk melepaskan semua rasa lelahku. Baru beberapa hisap saja aku menikmati asap rokok tiba-tiba datang suara yang besar menggema, namun terdengar ramah. Suara misterius itu mengatakan bahwa Insya Allah peristiwa yang baru saja tejadi merupakan klimaks dari teror yang selama beberapa hari ini menghantui kami. Berkat izin Allah SWT orang yang berniat mencelakai kami terkena imbas Ilmu Si Gentar Alam yang aku gunakan. Suara misterius itu berpesan agar aku lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT serta membimbing isteriku agar menjadi orang yang sholehah.
Aku sengaja merahasiakan kejadian hari ini kepada isteriku, karena dia sudah cukup terkejut oleh kejadian-kejadian di hari sebelumnya. Aku tidak ingin jabang bayiku terganggu lantaran teror-teror misterius ini. Harapanku semoga kisah mistis yang aku alami pada pertengahan Pebruari 2004 ini dapat diambil hikmahnya, bahwa dendam itu bagaimana pun hanya akan mencelakan diri sendiri.
Belajar berpasrah dan tawakal kepada Allah SWT akan lebih baik dari pa¬da menyimpan dendam dan bersekutu de¬ngan iblis.
Bercumbu dengan Arwah di Pulau Komodo
Nusa Tenggara Timur.
Sudah satu minggu kami sekeluarga meninggalkan Jakarta dan berlibur di Pulau Komodo. Papa punya lahan pertanian peninggalan kakek, yang dikelola oleh warga setempat bernama Lumbu Paningga. Tanah seluas 100 hektar itu ditanami kopi. Walau jenis pohon ini masih langka di NTT, tapi papa memaksakan perkebunan itu untuk hidup. Hasilnya lumayan, kopi jenis arabika dan robusta telah dapat dinikmati hasilnya.
Di tengah kebun, tepatnya di bukit yang diberi nama Antajaya, dibangun villa dari tembok, dua lantai dengan mengarah ke laut Sumba. Papa sangat suka daerah itu. Mama juga begitu, mereka benar-benar menikmati hari-hari liburan di villa kami. Mama juga ikut menanam durian bangkok dan rambutan ace yang bibitnya didatangkan dari Sukabumi, Jawa Barat. Setiap hari mama bersama isteri Pak Lumbu Paningga bercocok tanam. Se¬mentara aku benar-benar kesepian. Tidak ada teman dan tidak ada kegiatan yang menarik perhatianku di Pulau Komodo.
Sore itu aku melamun di beranda villa lantai dua. Bayanganku jauh kepada Ranti, Evan dan Dina di Jakarta. Teman-temanku itu sedang beristirahat ramai-ramai di Carita, Banten. Aku benar-benar merindukan mereka, ingin berkumpul, bercanda, berbagi bahagia dengan mereka. Tapi dari awal Papa marah. Mama juga begitu. Mereka tidak memperbolehkan aku ikut rombongan itu. Papa dan Mama memaksaku ikut ke NTT, bersama mereka. Walau batinku berontak, aku terpaksa juga melakukan perjalanan yang me¬le¬lahkan itu. Kami naik pesawat ke Lombok. Dari bandar Selaparang kami ke Amepanan, naik kapal Yach milik papa di kota itu lalu berlayar ke Pulau Komodo. Selama perjalan¬an aku berdiam diri. Mama berusaha membujukku agar aku lebih enjoy, begitu juga dengan papa. Tapi karena aku jengkel, kesal dan gundah gulana, maka bibirku tak bisa juga tersenyum.
Sesampainya di villa, pikiranku semakin kacau. Aku ditanya papa dan mama, mau apa aku di situ. Mereka menjanjikan mobil baru, bila aku mau tertawa. Tapi aku tidak bergeming, aku melamun dan melamun saja. Bayanganku tetap pada teman-temanku yang bawel, lucu dan juga konyol. Bayanganku terus terbang di antara mereka. Aku membayangkan betapa indahnya bertamasya di Carita dengan mereka. “Jadi apa sebenarnya yang kau mau?” bentak Papa, setelah bosan merayuku agar aku mau tersenyum dan enjoy bersama mereka. Tiba-tiba keberanianku muncul untuk melawan Papa dan aku berkata keras. “Papa, keinginanku hanya satu, aku minta pulang ke Jakarta sekarang juga!” kataku.
Papa marah besar mendengar jawabanku ini. Begitu juga dengan Mama. “Kalau itu permintaanmu, Papa tidak akan kabulkan sampai kapanpun. Kau harus tetap di sini sampai tujuh hari ke depan!” bentak Papa, sambil berlalu.
Sore itu, hari Selasa Wage, 20 De¬sem¬ber 2001, aku benar-benar terpukul. Aku menangis habis-habisan di kamar tidurku di lantai dua. Kukunci rapat pintu kamarku sambil menumpahkan kekesalanku pada guling dan bantal. Aku mengadu pada dua benda yang jadi sahabat baikku selama tinggal di Villa Damar. Anehnya, bantal itu seakan bicara padaku. “Dita, janganlah kau bersedih. Hapuslah airmatamu, karena airmatamu itu tidak akan menyelesaikan persoalanmu. Tunggulah sampai seminggu, setelah itu kalian akan pulang ke Jakarta dan kau akan berbahagia bersama teman-temanmu di ibukota, ayolah Dita!” bisik bantal itu, membujukku.
Aneh memang. Malah bantal itu menganjurkan agar aku duduk di beranda depan villa di lantai dua itu. Aku menurut saja apa katanya. Aku duduk di beranda sambil memandang alam sekitar yang sebe¬narnya cukup indah. Laut Sumba kulihat begitu elok dan rupawan. Layar-layar perahu nelayan sudah mulai melaut dengan lampu petromaks kelap kelip terlihat dari kejauhan. “Mereka bertarung melawan badai demi isteri dan anak-anak mereka di rumah!” kata seorang laki-laki tampan yang tiba-tiba muncul di belakangku. “Hei, kamu siapa? Bagaimana kamu bisa masuk ke villa ini?” tanyaku, ketus.
Laki-laki itu menerangkan, bahwa dia adalah ponakan dari Pak Lumbu Paranggi pengelola ladang kami. “Aku baru datang dari Jakarta untuk mengunjungi pamanku di sini. Aku tinggal di Pondok Indah, Jalan Sekolah Duta 19 Nomor 45 B, tidak jauh dari rumah Anda!” katanya. Aku langsung melemah. Laki-laki tampan umur 24 tahunan itu ternyata tetanggaku di Jakarta Selatan. “Aku baru saja datang dan paman menyuruhku menemuimu di sini!” desisnya.
Singkat cerita, kamipun akrab. Banyak hal yang kami obrolkan dan pembicaraan sangat nyambung dan lancar. Habis ngobrol, tak terasa pukul 23.00 WIT. Papa dan Mama sudah tertidur. Entah kenapa, seperti dapat siraman kata magis, aku melakukan adegan mesra dengan laki-laki asing itu. Kami bergumul hot walau tidak sampai melakukan hubungan intim. Laki-laki itupun tidak menuntut untuk minta keperawananku malam itu. Pukul 23.30 WIT dia minta pamit. Akupun melepas kepergiannya meninggalkan villa di dalam gelap.
Besoknya dengan semangat tinggi aku menemui Pak Lumbu untuk minta bertemu kembali dengan laki-laki yang mengaku bernama Indra itu. Pak Lumbu kaget dan menyerangku dengan ragam pertanyaan mendetil. Kuceritakan ciri-ciri serta bentuk khas Indra seperti yang dipertanyakan Pak Lumbu. Lalu, dengan airmata menggenang di pipinya, Pak Lumbu bertutur, bahwa Indra itu memang keponakan yang paling disayanginya. Karena Pak Lumbu tidak punya anak, maka Indra dijadikannya anak angkat dan tinggal di rumah adik bungsunya di Pondok Indah. Tapi, kata Pak Lumbu, Indra sudah meninggal lima tahun yang lalu dalam sebuah kecelakaan laut teng¬gelam di Laut Sumba, terjatuh dari kapal nelayan milik Pak Lumbu. Mayatnya sudah terkubur di belakang villa, di kebun milik Pak Lumbu. Malam itu, Pak Lumbu menyesalkan kenapa tidak sempat jumpa dengan anak angkat kesayangannya itu. Tapi justru Nona yang bertemu, kenapa bukan saya? Sesal pak Lumbu. Penyesalan Pak Lumbu itu, menjadi guncangan batin dan gelegak jantungku. Oh Tuhan, tadi malam aku ternyata bercumbu dengan arwah yang sudah lima tahun lalu terkubur. Duh Gusti.
(Cerita ini terjadi pada Dita Puspitasari. Tina F. Belitang menuliskan kisah mistis ini)
Sabtu, 04 Desember 2010
pelet rasa sejati
” MANGUN NJANA
MANGUN NJANI LES TURU
TUNGGAL RASA,
RASANE …….. TUNGGAL
RASAKU, ONO RASA
KERSANING ALLAH ,
LAILLAHAILALLAH
MUHAMAD ROSULULLAH
”
Di baca saat mau tidur
sambil membayangkan
orang yang anda tuju atau
amalkan setiap hari
seiklasnya..!!
Pada titik-titik
diatas ” Rasane …..” itu
nama yang di tuju/
sasaran.
Semoga
bermanfaat
Jumat, 19 November 2010
AJI MAHKOTA ALAM
Wasilah Aji Mahkota Alam
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Ilmu ini berasal dari seorang habib di Singapura bernama Habib Nur Palmer dan wasilah ilmu khodam Syekh Abdul Qodir Jaelani. Ilmu ini termasuk jenis ilmu kanuragan versi hikmah tenaga dalam tingkat tinggi yang dapat diperoleh hanya dengan pengijasahan khusus dari orang yang benar-benar menguasi ilmu pamungkas/kunci ilmu ini. Penulis sendiri mendapatkan ilmu ini dari seorang Kyai sepuh di daerah Lereng Sindoro bernama Kyai Armyn dayam Afandi. Besar harapan saya agar dapat dijalankan dengan baik dan bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Syarat Penguasaan agar lebih berdaya guna.
1.Suci hati, yakni mulut bergerak tapi hati dan pikiran tidak melayang kemana-mana.
2.Bersungguh-sungguh dan ikhlas.
3.Berprasangka baik pada Allah SWT.
4.Tidak berdoa untuk perkara yang dilarang atau mustahil, seperti berdoa agar diberi uang sekarung langsung ada dihadapannya.
5.Menghadap kiblat dengan perasaan takut dan rendah diri.
Dasar Pengijasahan:
“Seseorang diberi ilmu oleh Allah kemudian ia menyembunyikannya maka Allah akan mencambuknya pada hari kiamat dengan cambuk dari api”. (HR. Dailamy).
“Dan ingatlah ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab, hendaklah kamu menerangkan isi kitab (ilmu) kepada sesama dan janganlah menyembunyikannya” (QS: Ali Imron 187)
Tata cara ritual Aji Mahkota Alam :
–*Illa hadroti Al Faatihah Kepada Syekh Abdul Qodir Jaelani 1x
–*Illa hadroti Al Faatihah Kepada alim ulama yang masih hidup maupun yang telah wafat 1x
–*Illa hadroti Al Faatihah Kepada wali sembilan di tanah Jawa 1x
–*Illa hadroti Al Faatihah Kepada kaum muslimin dan muslimat 1x
–*Illa hadroti Al Faatihah Kepada malaikat mughorobin 1x
–*Illa hadroti Al Faatihah Kepada Kedua Orang tua 1x
–*Illa hadroti Al Faatihah Kepada hajat kita 1x
Ritual pokok harus dijalani 7 hari berturut-turut tidak boleh putus, apabila putus diulangi dari awal lagi.
Waktu ritual adalah sehabis sholat Isya dan harus sholat Isya terlebih dahulu, disarankan antara pukul 22.30 – 02.00 wib, tapi pada dasarnya waktunya bebas asalkan sehabis sholat Isya’.
Bacaan pokok.
1.Baca Surat Al Faatihah, 3 kali.
2.Surat Al Issra ayat 81.
“waqul jaa al haqqu wadzahaqolbaathil, innalbaathila kaanadzahuuqoo” 3x.
1.Subhanallahi wal hamdulillah, walaa illa ha illallah wa allahu akbar, 3 kali
2.Hasbunalloh wanimal wakil ni’mal maula wani’mal nasir 3x
3.Surat Al Ikhlas, 3 kali.
1.Berdoa angkat tangan.
Bunyinya:
Ya Alloh, sibukkanlah anggota tubuh kami siang maupun malam, kapanpun dan dimanapun, selalu mengingatmu. Ya Alloh berikanlah kami kebahagiaan, ya Alloh berikanlah kami rizki, ya Alloh berikanlah kami keselamatan dan keteguhan iman. Ya Alloh masukkanlah kekuatan Aji Mahkota Alam ke dalam darah daging jiwa dan raga hamba, dan bukakanlah daya gaib hamba. Kun kau berkata kepadaku, fayakun terjadilah kepadaku. Amin ya robbal ‘alamin
Kemudian baca wirid di bawah ini (Harus Hafal).
1.a’uu dzubillaa himinasysyaithoo nirrojiim (Ta’awudz), 7 kali.
2.Bismillaahirrohmaanirrohiim (Basmallah), 7 kali
3.Asyhaduallaa illahaillaullooh, wa asyhaduanna muhammadarrosuululloh (Syahadat), 7 kali
4.Asthoghfirulloohal’adziim (Istighfar), 101 kali
5.Shollalohu alla Muhammad (Sholawat), 101 kali
6.Laa illaaha illaulooh (Tahlil), 101 kali
7.Lahaula walaa quwata illa bila hil ‘aliyil’adziim, 101 kali
8.Ya Alloh Ya Qodim, 101 kali
9.Berdoa,
Robbanaa laatuziq quluubanaa ba’da idz hadaitana, wahab lanaa miladunka rohmatan innakaa anta wahaab. 3x
Amiin yarobbal alamiin.
Keterangan.
Untuk dzikir kepala dan badan gerakkan ke kanan dan ke kiri dengan khusyuk. Untuk proses pemasukan energi mahkota alam dan penyelarasan dengan pendamping gaib secara otomatis.
Bacaan kunci penggunaan
1.a’uu dzubillaa himinasysyaithoo nirrojiim (Ta’awudz), 1 kali.
2.Bismillaahirrohmaanirrohiim (Basmallah), 1 kali
3.Asyhaduallaa illahaillaullooh, wa asyhaduanna muhammadarrosuululloh (Syahadat), 1 kali
4.Asthogfirulloohal’adziim (Istighfar), 3 kali
5.Shollalohu alla Muhammad (Sholawat), 3 kali
6.Laa illa ha illaulooh (Tahlil), 3 kali
7.Doa “Ya Allah saya mohon … (sebutkan energi yang diinginkan), perantara, tujuan,waktu.
8.Lahaula walaa quwata illa bila hil ‘aliyil’adziim, 3 kali
Ciri-ciri masuknya Aji Mahkota Alam:
-Hati lebih tenang dan punya keberanian.
-Wajah lebih bersinar
-Tidak mudah lelah
-Tubuh merasa hangat atau dingin
-Melihat bayangan gaib, terkadang mendengar suara-suara gaib yang jauh.
Tapi walaupun tidak merasakan hal diatas aji mahkota alam tetap masuk dan siap untuk bekerja untuk anda.
Sebagian ilmu bereaksi otomatis. Seperti:
-Orang benci jadi sayang
-Lebih berwibawa
-Kebal senjata tajam dan pukulan (keselamatan)
-Mata batin lebih peka
-Banyak orang akan lebih dekat, sehingga mempermudah dalam segala hal.
-Diberi jalan kemudahan untuk segala hal.
-Menetralisir hawa negatif secara otomatis.
-Insya Allah dapat memperoleh bisikan gaib petunjuk untuk menyelesaikan masalah diri sendiri maupun orang lain
Rabu, 10 November 2010
AMALAN AGAR PENIS BISA EREKSI
Pada hari Selasa Kliwon, carilah dahan pohon yang menjuntai di arus sungai dan dahan itu bergerak-gerak kena arus. Potong dahan kayu pohon itu dan bakarlah. Pada bagian ujung dahan akan keluar air yang berbuih. Oleskan air berbuih itu ke penis dan niatkan agar penis Anda kembali normal seperti sedia kala atas ijin Tuhan Yang Maha Welas dan Maha Asih.
Jumat, 29 Oktober 2010
PENGASIHAN UMMUL QUR’AN
Assalamu’alaikum.wr.wb
Dengan ini kami ijazahkan Amalan Pengasihan Ummul Qur’an dalam berbagi Ilmu Hikma,
Surat Fatehah merupakan ayat Allah yang banyak sekali menfaatnya karna Fatehah merupakan Jantung nya Al Qur’an,dan salah satu dari menfaatnya adalah pengasihan.
amalan ini merupakan amalan bagi yang benar-benar membuhtuhkan misalnya Sulit Jodoh,terlanjur dewasa hingga ada rasa malu untuk menentukan jodoh,sering ditolak dan dipermalukan lawan jenis,
Pegasih Ummul Qur’an merupakan pengasih yang sangat dahsyat yang sudah dicoba oleh orang yang datang pada kami dengan masalah sulit jodoh,Alhamdulillah sekarang sudah menikah dan punya anak dua.
Adapun Tata caranya
1.dilakukan selama tiga s/d tujuh malam sekitar jam 10-12 malam
2.Solat Hajat 2 rokaat
3.membaca amalan
istifar 33 X
Salat Nabi 101 X
4.membaca Fatehah-fatehah kepada
-NABI MUHAMMAD SAW.
-4 MALAIKAT (JIBRIL,MIKA’IL,IZHROFIL,IHZRO’IL)
-4 SAHABAT NABI(ABUBAKAR,UMAR,USMAN ALI)
-NABI ALLAH KHIDIR AS.
-NABI SULAIMAN AS.
-NABI YUSUF AS.
-SYEH A.QODIR AL ZAILANI
-SYEH ACHMAD QODIR -(sunan gunung jati)
-SYEH ZAIDIN MAULANA- (Sunan gunung sembung)
-SYEH MAS SA’ID-Joko Gending (Sunan kali jogo)
-SYEH KANG PANJI ALI-(Sunan Demak)
-SYEH MUHAMMAD KADIR-(Wali Songo).
-SYEH QODIR ZAILANI ABDULLAH- (Abah Presiden Banten)
-SYEH ALI MADEK-KANOMAN (Raja tanah Jawa)
-SYEH UMAR ABDULLAH KALIMAH- (Syeh wali sembilan)
-SYEH HABIB HUSIEN-(Habib luar batang)
-SYEH HABIB ZIEN (Habib Empang Bogor)
-SYEH PANGERAN SYARIEF- ( Keramat Pondok Gede)
-SYEH ABDUL RACHMAN- (Penguasa Palembang)
-SYEH KMS. ABDUL HAMID (Ki Marogan)
-KEPADA KEDUA ORANG TUA
-NABI-NABI ALLAH,WALI-WALI ALLAH,SYEH-SYEH ALLAH,AULIQ,ALIM ULAMA,NENEK MOYANG,
KAUM MUSLIMIN KAUM MUKMINAT WALMUKMININ WAL MUKM
5.Membaca fateha kepada Orang yang ditujuh/dikehendaki sebanyak tujuh kali dan diaminkan pada fatehah yang ketujuh:
Al Fatehah kepada RUH,SUKMA,ZHOHIR BATIN SI….A BIN/TI…SI A .
Membaca Al ikhlas 3X senafas
Membaca Ayat kursi satu kali
6.membaca surat Fatehah sebanyak 99 kali
7.Setelah selesai membaca doa dan hajatnya :
“YA ALLAH YA ROHMAN YA ROHIIM DENGAN SEGALAH HAKNYA FATEHAMU KUMOHON HAJATKU ADA DALAM JANTUNG DARAH SI…A…BIN….SI…A JADIKANLAH NIATKU DI RUHNYA, DISUKMANYA, DIZHOHIR BATINYA. TUNDUK KASIH SI…A..BIN/TI…SI..A PADAKU. ya ALLAH 5X ya Rohman ya rohiim 5X HU ALLAH 5X ALLAH AKBAR
8.Membaca DOA SAPU JAGAT
Robbana atinna fidhunnia hasanah walfil akhirotihasanna wakinna azhabanar
wal hamdulillah hirobbil alamiin.
lakukanlah ini selama 3-7 malam dan kita akan mengetahui reaksi dari orang yang kita harapkan,dan yakinlah apa yang kita lakukan karna Allah akan menijabah bagi hambanya yang memohon lebih dari orang lain.
demikianlah amalan ini semoga dapat berguna bagi para pembaca kami dengan ikhlas tulus mengijazahkannya bagi yang mau mengamalkan. @@@